Di tengah pandemik covid-19,
beredar berita mengenai masjid di beberapa negara Eropa diperbolehkan
mengumandangkan azan untuk pertama kalinya menggunakan pengeras suara. Saat ini
bisa dikatakan Islam merupakan agama yang perkembangannya cukup signifikan di
benua biru.
Hal ini selain didorong oleh derasnya arus
imigran yang masuk ke Eropa, disebutkan setelah tragedi 11 September di
Amerika, menumbuhkan keingintahuan yang besar dari masyarakat Eropa untuk
mempelajari dan memperdalam Islam yang akhirnya mendorong mereka untuk memeluk
agama Islam.
Perancis, Jerman, Belanda, Inggris
merupakan negara-negara yang memiliki jumlah populasi Muslim cukup besar
di Eropa. Walaupun pertumbuhan Islam cukup signifikan, tidak dapat dipungkiri
masih dijumpai ketakutan akan Islam ditengah masyarakat Eropa (islamophobia).
Bagaimana dengan Ceko? Fakta menarik mengenai
Ceko adalah Ceko merupakan negara tak bertuhan. Mengapa? Karena hampir 40%
penduduknya mengaku tidak beragama atau atheis, dan 44% memilih untuk tidak
menyebutkan agama yang dianut.
Ceko bahkan disebut sebagai negara dengan
jumlah penganut atheis tertinggi di Eropa. Runtuhnya komunis mengakibatkan
penduduk Ceko lebih memilih tidak menganut agama apapun, dimana sebelumnya
agama Kristen Katolik menjadi agama mayoritas hingga pertengahan abad ke-20.
Lantas, bagaimana perkembangan Islam di Ceko?
Islam di Ceko mulai berkembang ketika negara ini masih bergabung bersama
Slovakia sebagai negara Cekoslovakia. Belum ada data sensus mengenai jumlah
populasi Muslim di Ceko, namun diperkirakan jumlahnya saat ini sekitar 20
ribuan orang, atau hanya sekitar 0.2% dari jumlah penduduk Ceko.
Tidak seperti kebanyakan negara Eropa lainnya
yang membuka pintu bagi imigran atau pengungsi Muslim korban perang, pemerintah
Ceko hingga saat ini masih menolak kedatangan mereka. Kedatangan populasi
Muslim di Ceko awalnya untuk menempuh pendidikan hingga akhirnya menetap.
Bicara mengenai populasi Muslim tentu tidak
lepas dari keberadaan masjid. Dari berbagai sumber disebutkan pemerintah Ceko
awalnya menolak keras pembangunan masjid karena Islam tidak diakui sebagai
agama yang berkembang di Ceko, hingga akhirnya masjid pertama kali diijinkan
untuk didirikan di kota Brno, kota terbesar kedua di Ceko setelah Praha, namun
dengan syarat tidak boleh menggunakan kata "Masjid", dan tidak ada
boleh ada bangunan menara atau kubah atau bangunan yang merepresentasikan
Islam.
Dan tahun 1998 menjadi sejarah bagi
perkembangan Islam di Ceko dengan diresmikannya Islamic Centre di kota Brno.
Setelah itu barulah beberapa Islamic Centre diijinkan untuk didirikan di Praha
dan wilayah Ceko lainnya. Saat ini di Ceko terdapat kurang lebih 7 masjid: 4
masjid di Praha yang tersebar di beberapa tempat, 1 masjid di Brno, 1 masjid di
Teplice, dan 1 masjid di Tuchomerice.
Tidak semua Islamic Centre yang
ada di Praha bangunannya berdiri sendiri sebagaimana bangunan sebuah masjid
namun tanpa kubah atau menara. Ada juga Islamic Centre yang menjadi satu bagian
dalam sebuah gedung yang terletak di basement yang lembab sehingga untuk yang pertama
kali berkunjung tidak akan menyangka ada Islamic Centre didalam bangunan
tersebut. Namun, lokasi Islamic Centre ini sangat strategis di pusat kota dan
sangat dekat dengan berbagai tempat hiburan di kota Praha.
Selain tempat untuk beribadah, yang juga
sangat diperlukan bagi umat Muslim adalah ketersediaan bahan pangan yang halal.
Di Ceko, khususnya di Praha, tidak sulit untuk mendapatkan tempat makan atau
restoran yang menawarkan menu halal. Umumnya restoran tersebut pemiliknya
berasal dari Turki atau negara Timur Tengah sehingga menu yang ditawarkanpun
menu makanan dari Turki atau Timur Tengah.
Bagi Anda Muslim traveller bisa berselancar di
dunia maya untuk mengetahui restoran yang aman untuk dinikmati saat berwisata
ke Praha. Sementara bagi Anda yang berencana untuk menetap dengan jangka waktu
yang lama di Praha juga tidak perlu khawatir mencari toko bahan pangan dengan
sertifikasi halal, karena di pusat kota Anda dapat menjumpai toko bahan pangan
dengan label halal.
Lantas, bagaimana menjalankan
kehidupan sehari-hari sebagai Muslim di Praha? Hingga saat ini saya dan
keluarga tidak menemukan kendala apapun dalam menjalankan keseharian khususnya
dalam menjalankan ibadah.
Memang di awal kami menetap di Praha sempat
mengalami insiden tidak menyenangkan, ketika kami dilempari telur busuk oleh
beberapa remaja tidak lama setelah kejadian ledakan masjid di Christchurch,
Selandia Baru.
Namun insiden tersebut tidak membuat kami
menjadi ketakutan tapi lebih berhati-hati dalam setiap tindakan yang dilakukan.
Karena pada akhirnya kembali lagi bagaimana kita beradaptasi dan
menyesuaikan diri sebagai bagian dari masyarakat lokal.
Sebagaimana pepatah lama menyebutkan dimana
bumi dipijak disitu langit dijunjung, kami tetap menghormati apa yang menjadi
kebiasaan bagi masyarakat lokal namun tetap berpegang teguh dengan prinsip dan
nilai-nilai keislaman.
Selamat menjalankan ibadah puasa.
Salam dari Praha!
Penulis : Husni Fatahillah
Siregar