Situasi dan kondisi ditahun 2020 ini, memang cukup
sulit untuk diprediksi, mengingat jejaring yang sangat berbeda jauh dari
tahun-tahun sebelumnya, dimana pada tahun sekarang dengan adanya Pandemi
covid-19, telah membuat berbagai sector harus terhenti demi menjaga dan
menghentikan proses penyebaran wabah tersebut. Sampai kapan covid-19 ini akan
berakhir? Para ilmuan dan bidang kesehatan pun, kemampuannya hanya sebatas
prediksi saja, bahwa Covid-19 ini diperkirakan akan berakhir pada bulan Mei,
dan banyak analisa yang muncul bahwa penyebaran Covid-19 ini di perkirakan
puncaknya pada hari raya Idul Fitri 1441 H.
Mengapa Prediksinya hari raya Idul Fitri 1441 H?
karena hasil dari analisa para ilmuan dan tokoh dibidang kesehatan, Puncak
penyebarannya diprediksikan pada hari raya, karena kontak social pada hari
tersebut cukuplah tinggi, karena hal tersebut erat kaitannya dengan budaya hari
raya idul fitri yang sudah dilaksanakan setiap tahun oleh ummat muslim di
dunia.
Covid-19 ini memang menjadi prahara bagi ummat
manusia, Virus yang tidak kasat mata, yang hanya bisa diteropong oleh kaca
pembesar, dan hanya para ahli di bidangnya yang mampu melihat keberadaan virus
tersebut ketidak menempel pada suatu benda, dan salah satunya ketika menempel
pada makhluk hidup, khususnya manusia , menjadi senjata yang bisa menyebar
tanpa pandang bulu.
Pemerintah pun menghimbau supaya tidak melakukan
aktivitas yang bisa menyebabkan tertular ataupun menularkan virus tersebut,
karena memang faktanya sudah banyak masyarakat dunia yang berjatuhan meninnggal
dunia karena tertular oleh wabah tersebut, tidak hanya masyarakat secara umum,
sudah ada sebagian para dokter yang berjuang mengusir dan berusaha menyembuhkan
Covid-19 ini, justru malah tertular dan meninggal dunia. Disinilah kemudian
memunculkan banyak spekulasi dan prediksi mengenai keberadaan Covid-19 ini,
menjadi suatu ancaman yang mematikan, bahkan melumpuhkan pada segi
perekonomian.
Seluruh komponen di negeri ini sudah terkena Imbas
dari penyebaran covid-19, banyak aktivitas terhenti, banyak pula para buruh dan
pekerja terkena PHK! Hal ini menjadi suatu problem yang cukup serius bagi
keberlangsungan hidup dan kehidupan bermasyarakat, beragama, dan bernegara,
sebab kelumpuhan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, tanpa ada perlawanan
yang signifikan dari warganya. Akan tetapi menjadi suatu pertanyaan bagi kita
semua, apakah melawan Covid-19 ini, duduk dan diam dirumah saja? Bagaimana
dengan masyarakat yang hanya memiliki kemampuan ekonomi kelas bawah menengah
kebawah? Apa mereka harus diam saja, sementara keluarga mereka bisa lumpuh
akibat kelaparan, bukan karena Covid-19.
Bagaimana bantuan pemerintah yang
sesuai dengan surat edaran Kementerian desa dengan Realokasi ADD, menjadi
Bantuan Langsung Tunai (BLT) dengan nilai Rp.600.000 Per KK? Ini juga pembagiannya masih belum merata, sebab ketika berbicara berkaitan dengan proses penyebaran corona, hampir disemua tempat menjadi hal yagn tidak mungkin, juga bisa terdampak, sementara pembagian BLT tersebut juga masih belum merata adanya, tentu hal tersebut erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah setempat, sehingga BLT yang langsung di umumkan oleh presiden, tidak menjadi semacam virus baru, yakni virus PHP yang juga bisa melumpuhkan hajat orang banyak, sehingga di
kalangan masyarakat paling bawah, mereka
tidak paham akan virus Corona, yang mereka pahami, Besok kami akan makan apa?
(f*)